Macam-Macam Bentuk Patah Hati.
Dulu,
saat pertama kali putus cinta, saat itu, ku pikir itulah patah hati ku pertama kali.
Semakin dewasa,
saat dadaku sesak setiap kali hidup tak sesuai inginku, semakin ku sadar, oh, aku tidak hanya sakit hati tapi juga patah hati.
Bentuknya?
Macam-macam. Mulai dari dikhianati orang yang dikasihi sampai dengan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan. Entah karena resign, entah karena tidak diapresiasi, dan bentuk "sedih" yang terjadi karena sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan.
Semakin berfikir,
ku sadar. Putus cinta pertama ku bukan momen patah hati pertama ku.
Hatiku sudah patah sejak,
aku tidak bisa melanjutkan studi sesuai inginku.
Sejak,
aku tidak punya pengalaman dan kenangan masa kecil seperti orang lain.
Bahkan,
kehilangan iPod touch kesayanganku saja hatiku bisa patah. Sampai sekarang.
Ternyata,
aku gampang patah hati, gampang kecewa, dan sulit untuk lupa.
Ternyata, dulu,
sesederhana tidak bisa memilih sepatu sekolah yang ku sukapun, sudah membuat ku patah hati.
Sekarang,
aku sadar. Aku sering kali patah hati karena harapanku. Aku terlalu sering berharap hal yang tidak bisa ku kendalikan, yang tidak bisa ku atur. Orang lain juga punya pengalaman yang sama denganku, kenapa mereka hatinya tidak sepatah hatiku saat sesuatu terjadi dan butuh bertahun-tahun untuk memaafkan dan lupa seperti aku? Kenapa kepalanya tidak sepenuh kepalaku saat sesuatu berjalan tidak sesuai harapan?
Oh. Ternyata aku.
Aku yang terlalu menaruh harap sedari dulu. Aku yang selalu tidak tau kalau ditanya "mau apa?" ini, ternyata maunya banyak. Terlalu banyak yang tidak ku sampaikan dan perjuangkan. Terlalu banyak juga inginku yang sudah ku capai, tapi tidak aku syukuri. Terlalu banyak "andai" dan "kalau"-ku yang membuatku abai akan masa sekarang.
Jadi,
yuk. Belajar. Hadir di hidupmu yang sekarang. Pikirkan masa depan dan masa lalu di antaranya.
Berhenti untuk,
Kalut dengan perasaan masa depan dan masa lalu, tapi lupa untuk hadir di masa sekarang.
Iya. Hidupku lagi tidak mudah. Akan banyak momen merenung ke depannya. He he.
Comments